Sabtu, 16 April 2011

Failure Analysis (1)

  
I. PENDAHULUAN
Pada saat suatu logam yang dijadikan bahan untuk membuat suatu komponen, dipajan (di expose) ke lingkungannya maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Lazimnya, karakteristik interaksi sudah diperhitungkan pada saat komponen tersebut dirancang untuk rentang waktu tertentu yang lazim dikenal dengan istilah “umur perancangan’ (design life time). Namun dalam praktek, tidak jarang komponen tersebut mengalami kerusakan / kegagalan jauh sebelum waktunya. Dari tabel 1 dapat dilihat penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, pertambangan dan manufaktur yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan kekeliruan dalam pemilihan bahan.

Tabel 1 : Penyebab kegagalan pada berbagai industri

NO
PENYEBAB KEGAGALAN
%
1
Kekeliruan dalam pemilihan material
40
2
Cacat fabrikasi
15
3
Kesalahan pelakuan panas
15
4
Kekeliruan dalam perencanaan mekanik
11
5
Kondisi operasi yang tidak terduga
8
6
Pengontrolan lingkungan yang
tidak cermat
6
7
Kontrol kualitas dan inspeksi yang kurang
5

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa mekanisme kegagalannya yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan masalah korosi. Padahal masalah korosi adalah masalah yang berkaitan dengan interaksi antara logam dengan lingkungannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa faktor pemilihan logam yang tepat dan upaya untuk melindungi (memproteksi) logam merupakan upaya yang sangat penting yang lazim dilakukan oleh para disainer (perancang) pada saat merancang suatu komponen.

Tabel 2 : Mekanisme kegagalan pada beberapa industri

NO
MEKANISME KEGAGALAN
%
1
Korosi
29
2
Fatique
25
3
Patah getas
16
4
Overload
11
5
Korosi temperature tinggi
7
6
Stress Corrosion Cracking
6
7
Creep (stress Rupture)
3
8
Aus (wear)
3

Sumber : Rochim Suratman, ‘teknologi perlindungan logam’ , disampaikan pada seminar nasional oleh jurusan Teknik metalurgi UNJANI -bandung 2005.

Senin, 11 April 2011

Heat Treatment (perlakuan panas) 1

Definisi :
Perlakuan Panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan jalan mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan tanpa atau merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan.
Tujuan :
Untuk mendapatkan sifat-sifat yang di inginkan sesuai dengan yang direncanakan (dalam batas-batasnya).
Prinsip Proses Perlakuan Panas adalah setiap proses pada logam tujuannya untuk memperbaiki sifat.
Proses perlakuan panas yang berbeda akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda pula.
Struktur mikro yang akan ada pada baja akibat proses perlakuan panas adalah ferit, sementit, perlit, bainit, martensit dan karbida.

Ferit
  • Terbentuk  dari  proses  pendinginan  yang  lambat  dari  austenit (baja hypoeutectoid)
  • Bersifat lunak dan ulet
  • Mempunyai konduktivitas panas yang tinggi
Sementit
  • Senyawa besi dan karbon (Fe3C)
  • Bersifat keras
  • Pada pendinginan lambat bentuknya lamellar.
Perlit
  • Campuran antara ferit dan sementti
  • Pada 0,8% karbon perlit yang tebentuk berupa campuran ferit dan sementit yang tampak seperti pelat-pelat yang tersusun secara bergantian.
Bainit
  • Merupakan fasa yang kurang stabil (metastabil)
  • Diperolah dari austenit pada temperatur yang lebih dari temperatur transformasi ke perlit dan lebih tinggi dari temperatur transformasi ke martensit.
  • Hasil transformasi berupa struktur yang terdiri dari ferit dan sementit (tetapi bukan perlit).
  • Kekerasan bervariasi tergantung pada temperatur transformasinya.
  • Jika terbentuk pada temperatur yang relatif tinggi disebut upper bainit (strukturnya seperti perlit yang sangat halus).
  • Jika terbentuk pada temperatur yang relatif rendah disebut lower bainit (strukturnya menyerupai martensit temper).
Martensit
  • Merupakan fasa yang terbentuk akibat karbon larut lewat jenuh pada besi alfa.
  • Terjadi dengan pendinginan yang cepat
  • Sel satuannya Body Center Tetragonal (BCT)
  • Atom karbon dianggap menggeser latis kubus menjadi tetragonal
  • Makin tinggi konsentrasi karbon, makin banyak posisi interstisi yang terisi sehingga efek tetragonalitasnya makin besar.
Karbida
  • Unsur-unsur paduan banyak digunakan untuk baja-baja perkakas (misalnya hot work tool steel, cold work tool steel, HSS)
  • Meningkatkan ketahanan aus dan memelihara kestabilan pada temperatur tinggi.
  • Keberadaan unsur paduan pada baja akan menimbulkan terbentuknya karbida seperti M3C,M23C6,M6C,M7C3.
  • Karbida mempunyai kekerasan yang tinggi
  • Banyaknya karbida yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh persentase karbon dan unsur paduan serta tergantung jenis karbida yang akan terbentuk.
Adanya perbedaan kecepatan pendinginan pada proses perlakuan panas menyebabkan perbedaan struktur mikro yang terjadi.
Diagram fasa tidak dapat memberikan informasi struktur mikro yang terjadi jika kecepatan pendinginan berbeda (dalam kondisi tidak setimbang).
Untuk itu diperlukan suatu diagram yang dapat memberikan informasi struktur mikro yang terbentuk akibat proses pendinginan yang berbeda-beda yaitu diagram TTT (time-temperature-transformation), diagram S atau diagram C dan atau I-T diagram (isothermal-transformation).


sumber :
Ir. Kusharjanto, Jurusan Teknik Metalurgi Unjani, bandung 1998

Kamis, 07 April 2011

Video TKP Penembakan medan

monggo mampir ...nonton gratiiiiis
klik :

TKP Penembakan medan


MEDAN - Tim Forensik Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan, melakukan otopsi selama enam jam terhadap jasad pasangan suami isteri Suwito (36) dan Dora Halim (32), korban aksi penembakan Selasa (29/3) pukul 21.30 WIB.

Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Dr Surjit Singh, sore tadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan otopsi terhadap jasad suami isteri pengusaha penangkapan ikan dan garam cap Golven tersebut.

"Otopsi dilakukan oleh intalasi forensik RSU Pirngadi selama enam jam. Otopsi telah selesai kami lakukan, di mulai dari pukul 00.00 WIB dini hari tadi hingga selesai pukul 06.00 WIB pagi tadi," katanya.

Hasil otopsi tersebut ditemukan tujuh proyektil di dalam tubuh pasangan tersebut yakni tiga proyektil terdapat pada korban wanita dan empat pada pria.

"Kalau untuk laki-laki terdapat bekas robek pada kening, bekas tembakan di kepala, dada dan perut. Sedangkan yang perempuan terdapat luka tembakan di dada, lengan kiri dan lengan bawah," katanya.

Namun, dia, enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kira-kira jarak tembak yang dilakukan terhadap kedua korban. Menurut dia, hal tersebut merupakan wewenang pihak yang berwajib menjelaskan sedangkan mereka hanya melakukan otopsi saja.

"Kami hanya melakukan otopsi, hasilnya akan kami kirimkan ke tim balestik Labfor Polda Sumut," katanya.

Menurut dia, setidaknya ada terdapat luka tembak tembus pada jasad perempuan, yakni pada bagian leher kanan yang tembus ke leher kiri. Sedangkan pada jasad laki-laki terdapat luka tembus di bagian bahu dan lengan kiri bawah ke atas.

Sementara itu, di RS Colombia tempat kedua anak korban dirawat tidak dapat diperoleh keterangan apapun mengenai perkembangan kondisinya lebih lanjut."Tunggu sebentar ya bang, belum bisa diberi keterangan," kata salah seorang petugas dibagian informasi.

Editor: ANANTA POLITAN BANGUN
(dat03/antara)

sumber : 
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=184680:otopsi-korban-penembakan-enam-jam&catid=14:medan&Itemid=27

Cari Blog Ini