Kamis, 02 Desember 2010

LELAKI AHLI SURGA

Anas bin Malik bercerita, saat sedang duduk bersama sahabat, Rasulullah berkata, “Sebentar lagi, salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya.
Hari berikutnya, Rasulullah mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembali terulang.
Mendengar ucapan Rasulullah, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah lalu berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan, dengan senang hati.”
Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”.
Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.”
Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya, itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.”
Hadits ini diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Nasa'i juga dalam Ihya Ulumuddin Al Ghazali, diriwayatkan juga oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Al Iraqi sesuai syarat penshahihan Bukhari dan Muslim.

Senin, 15 November 2010

puasa Tarwiyah dan Arafah

Puasa Arafah hukumnya sunnah, yaitu dilakukan oleh orang yang tidak berhaji ketika jama’ah haji wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasululloh SAW bersabda :“Berpuasa pada hari Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.”(HR. Muslim).

Juga disunnahkan puasa sembilah hari, dimulai tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah.

Dari Hunaidah bin Kholid dari isterinya, dari sebagian isteri-isteri Rasululloh SAW, dia berkata: “Adalah Rasululloh SAW berpuasa pada sembilan (hari pertama) bulan Dzul Hijjah, hari ‘Asyura (10 Muharram) dan tiga hari setiap bulan.”(HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).

Sedangkan Hari Tarwiyah adalah tanggal 8 Dzulhijjah. Dinamakan hari Tarwiyah karena pada masa dahulu hari itu adalah hari mempersiapkan air untuk dibawa ke Mina. Karena jama’ah haji pada hari ke 10 Dzulhijjah berada di Mina dan pada malam 11, 12 dan 13 Dzulhijjah Mabit (menginap) di Mina.

Dalam keterangan lain Rosululloh pada suatu kesempatan mengatakan (kurang lebih begini maksud redaksinya) ‘seandainya umurku hingga tahun depan maka akan ku genapkan puasanya menjadi 2 hari tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah...’ namun hal itu tidak terlaksana.

Hal itulah yang menjadi dasar sebagian umat Islam melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah, sebagian lain hanya Arafah nya saja, dan sebagian lain lagi tidak berpuasa...hal itu tidak perlu diberdebatkan.

(ilmu secuil ini mungkin tidak cukup untuk anda fahami...anda perlu mencari sumber2 lain)





Senin, 01 November 2010

3 AKAR KESALAHAN

Imam Ibnul Qayyim berkata :
“akar dari kesalahan itu ada tiga.
Pertama, kesombongan. Itulah yang menyebabkan iblis mangalami apa yang ia alami. Kedua, keserakahan, dan itulah yang mengeluarkan Adam dari surga.
Ketiga, kedengkian, dan itulah yang menjadikan salah satu anak Adam membunuh saudaranya.
Maka barangsiapa berlindung dari keburukan tiga akar kesalahan itu, sesungguhmya ia telah melindungi dirinya dengan sebenar-benarnya.
Karena kekafiran itu bersumber dari kesombongan. Karena kemaksiatan itu sumbernya keserakahan. Sedang kezhaliman itu sumbernya kedengkian.
Selanjutnya sebab orang masuk neraka itu ada tiga. Pertama, karena syubhat yang melahirkan keraguan kepada agama Alloh. Kedua, karena syahwat yang menyebabkannya mengutamakan hawa nafsu dari pada taat kepada Alloh dan keridhhaan-Nya. Ketiga, karena kemarahan yang melahirkan pertikaian sesama makhluk Alloh.”

Jumat, 27 Agustus 2010

4 BENTENG DARI API NERAKA

Andai orang hidup 200 tahun tetapi tidak mengetahui 4 hal maka dia tidak akan selamat dari neraka-jika Alloh berkehendak:
Pertama, mengenal Alloh. Tiada yang dapat memberi, menghalangi, membahayakan, memberi manfaat kecuali Dia.
Kedua, mengenal diri sendiri. Diri ini tidak mendatangkan manfaat atau bahaya dan tidak mampu berbuat tanpa bersandar kepada-Nya.
Ketiga, mengetahui perintah Alloh dan larangan-Nya.
Keempat, mengetahui musuh Alloh. Dengan menyadari bahwa kita mempunyai musuh, Alloh tidak akan menerima apapun dari kita sebelum kita memeranginya.
(Syaqiq al-Balkhi)

Selasa, 17 Agustus 2010

Amalan Ramadhan

Bagaimana Menyambut Ramadhan (1)

Amalan-amalan yang disunahkan pada bulan Ramadhan.

1- membaca Al-Quran.

Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran sesuai dengan sunnah Nabi s.a.w. Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawaanya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawaan Nabi melebihi angin yang berhembus."Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan mengadakan ijtima`/berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an bisa dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari. Dalam hadist di atas, modarosah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.Puasa dan al-Quran mempunyai keterkaitan yang sangat dalam. Karena itu Rasulullah s.a.w memperbanyak membaca Al-Quran dalam bulan Ramadhan. Tidak ada yang melebihi al-Quran. Allah menurunkannya lain pada kitab-kitab terdahulu, di dalamnya terdapat hukum-hukum Alloh yang tegas, dari al-Qur'an mengalir petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia, tidak ada kebohongan, tidak ada penyesatan, ia memberi syafaat kepada orang yang membaca dan mengamalkannya. Rasulullah menegaskan "Barang siapa mendapatkan syafaat al-Qur'an, maka ia akan mendapatkan syafa'at di hari Kiamat", "Barangsiapa duduk demi al-Qur'an, maka ia tidak akan berdiri kecuali dengan mendapatkan kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihan mendapatkan hidayah dan kekurangan dari kebutaan hatinya". Dengan selalu membaca al-Quran, iman seseorang akan bertambah dan terus bertambah, dan tidak akan luntur apa yang telah ia yakini, hingga berkuranglah keraguan-keraguan yang ada dalam jiwanya. Tidak ada satu pun penyembuh hati selain al-Quran, karena sebesar-besarnya penyakit hati adalah kekafiran dan kemunafikan serta jauh dari jalan Alloh. Dan tiada penawar atas penyakit-penyakit tersebut kecuali al-Quran.Alim Rabbany syaikh Ahmad bin Abdul-Ahmad as-Sarhindy berkata: "Sesungguhnya di dalam bulan ini (puasa) ada kaitan yang sangat erat dengan al-Quran, dimana pada bulan tersebut al-Quran di turunkan, di dalam bulan tersebut juga dipenuhi segala kebajikan dan berkah dari Alloh s.w.t. Setiap kebajikan dan keberkahan yang diterima oleh umat manusia selama setahun penuh, tidak lain hanyalah setetes dari lautan rahmat Allah selama satu bulan ini. Maka sangat beruntunglah mereka yang menyambut dan menghidupkan bulan tersebut dengan melakukan amal soleh dan beribadah, dan merugilah mereka yang tidak meramaikan bulan tersebut dengan beribadah, yaitu mereka yang berpaling dari keberkahan dan kebaikan."Dengan demikian, Ramadhan merupakan pesta ibadah, blantika tilawah bagi ummat Islam. Ia ibarat musim semi orang-orang yang mulia dan bertaqwa, hari raya bagi hamba-hamba yang shalih, diramaikan dengan mendirikan ajaran-ajaran agama, kebeningan hati dalam ibadah dan berlomba-lomba dalam kabaikan. Seluruh ummat muslim dari segala penjuru dunia serentak berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci tersebut dengan menghidupkan suasana yang penuh rahmat dan barokah. Alloh telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada hambanya yang beramal soleh, mereka yang tidak segan-segan melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan selalu asyik tanpa rasa jemu dalam mengamalkan perintah-Nya. Hati mereka selalu bergantung kepada Allah dan setiap hembusan nafas mereka terarah kepada kebaikan.
2.Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi.

Yaitu dengan mengurangi makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadist dikatakan "Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan". Ruh puasa terletak pada memeperlemah syahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu.Dari Sahal bin Sa'ad r.a Rasulullah s.a.w. bersabda:" Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan: masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu diserukan "Manakah para ahli puasa?", maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu sorga tersebut segera ditutup, dan tak ada satu pun yang diperbolehkan masuk setelah mereka". (Bukhari Muslim).

3.Berdo'a ketika berbuka puasa.

Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: Ada tiga golongan yang tidak akan ditolak do'anya, mereka itu adalah: orang puasa ketika berbuka, doa pemimpin yang adil dan doa orang yang teraniaya". Untuk itu, hendakanya kita sekalian tidak melupakan saudara-saudara kita yang menderita di Palestina, Afghanistan, Kashmir dan Chechnia dan belahan bumi lainnya dalam doa kita. Betapa banyak do'a yang ihlas dan tulus, lebih berguna dibanding ribuan anak panah.
......

Sumber
http://www.pesantrenvirtual.com/ramadhan/1423-003.shtml

Sabtu, 07 Agustus 2010

ZIARAH KUBUR


I. ARTI ZIARAH KUBUR

Kata-kata ziarah menurut arti bahasanya adalah menengok. Ziarah kubur artinya menengok kubur. Ziarah ke makam orang tua artinya menengok kemakam orang tua, ziarah ke makam wali artinya menengok ke makam wali, ziarah ke makam pahlawan artinya menengok ke makam pahlawan.Menurut Syariat Islam, ziarah kubur itu bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan sekedar menengok kemakam orang tua, bukan sekedar menengok makam wali, bukan hanya sekedar menengok makam pahlawan, bukan pula untuk sekedar tahu dan mengerti dimana seseorang dikuburkan, atau bukan hanya sekedar mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi kedatangan seseorang ke kubur atau ke makam dengan maksud untuk berziarah adalah mendo’akan kepada yang dikubur atau yang dimakamkan dan mengirim do’a untuknya sesuai tuntunan Nabi SAW.


II. SUNNAHNYA ZIARAH KUBUR

Ziarah kubur merupakan amalan yang disyariatkan dalam agama ini. Ini bertujuan agar orang yang melakukannya bisa mengambil pelajaran dari kematian yang telah mendatangi penghuni kubur dan dalam rangka mengingat negeri akhirat. Tentunya disertai syarat, orang yang melakukannya tidak melakukan perbuatan yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta'ala.Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian. Karena ziarah kubur akan mengingatkan kepada akhirat. Dan hendaklah berziarah itu menambah kebaikan buat kalian. Maka barangsiapa yang ingin berziarah silakan berziarah dan janganlah kalian mengatakan perkataan yang bathil (hujran).” (HR. Muslim, Abu Dawud, Al Baihaqi, An Nasa’i, dan Ahmad)Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Al Majmu 5/310 : “Hujran artinya ucapan yang bathil. Larangan pertama (untuk ziarah kubur) karena masih barunya mereka meninggalkan kejahiliyahan dan mungkin karena mereka suka mengatakan ucapan jahiliyah. Maka ketika telah kokoh dasar-dasar Islam, kuat hukum-hukumnya, dan menyebar tanda-tandanya, dibolehkan berziarah bagi mereka.”“Tidak diragukan lagi bahwa apa yang dilakukan orang-orang awam dan selainnya ketika berziarah dengan berdoa kepada si mayit, beristighatsah kepadanya, dan meminta kepada Allah swt melalui perantaraan mayit adalah ucapan bathil (hujran) yang paling besar. Maka wajib bagi ulama untuk menjelaskan hukum tentang itu. Juga menjelaskan cara ziarah yang sesuai dengan syariat kepada mereka dan tujuan ziarah itu.” Demikian ditegaskan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Ahkamul Janaiz.Abu Sa’id Al Khudri mengabarkan bahwa Rasul SAW. bersabda : إِنِّي نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا, فَإِنَّ فِيْهَا عِبْرَةً, وَلاَ تَقُوْلُوا مَا يُسْخِطُ الرَّبُّ“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur sekarang berziarahlah, Karena dalam ziarah kubur ada ibrah/pelajaran, namun kalian jangan mengucapkan sesuatu yang bias membuat Rabb kalian murka”(HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375)Imam Shan’ani rahimahullah menyatakan dalam Subulus Salam 2/162 setelah menyebutkan hadits-hadits tentang ziarah dan hikmahnya : “Semuanya menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur dan menerangkan hikmahnya yaitu untuk mengambil pelajaran dan jika kosong dari hal ini (maka) tidak terpenuhi tujuan syariat.”


III. TUJUAN ZIARAH KUBUR

Di dalam Ahkamul Janaiz, ziarah kubur memiliki dua tujuan, yaitu :

1. Peziarah mengambil manfaat dengan mengingat mati dan orang yang mati, sedangkan tempat mereka ke surga atau ke neraka.فَزُوْرُوْا الْقُبُوْرَ, فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ“Ziarahilah kuburan karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada kematian.” (HR. Muslim no. 2257)

2. Peziarah selalu dimotivasi untuk beramal shaleh.لِتُذَكِّرَكُمْ زِيَارَتُهَا خَيْرًا“Agar ziarah kubur itu mengingatkan kalian kepada kebaikan."(HR. Imam Ahmad 5/355)

3. Si mayit yang muslim mendapat kebaikan dengan perbuatan baik dan salam untuknya serta mendapat doa permohonan ampunan.


IV. Hukum Ziarah Kubur Bagi Wanita

Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang bolehnya ziarah kubur bagi laki-laki. Namun berbeda halnya bila berkenaan dengan wanita. Ada beberapa pendapat, yaitu :

Pertama: Makruh tidak haram. Demikian satu riwayat dari pendapat Imam Ahmad. Mayoritas pengikut madzhab Syafi’iyyah dan sebagian madzhab Hanafiyyah berpendapat seperti ini dengan dalil hadits Ummu ‘Athiyyah ra. yaitu :كُنَّا نُنْهى (وَفِي رِوَايَةٍ: نَهَانَا رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ, وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا “Kami dilarang (dalam satu riwayat: Rasulullah SAW melarang kami) untuk mengikuti jenazah, namun tidak ditekankan (larangan tersebut) terhadap kami.”

Kedua: Haram. Demikian pendapat sebagian pengikut madzhab Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanafiyyah, serta pendapat ketiga dari Al-Imam Ahmad, dan pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim, dengan dalil berikut :

1. Abu Hurairah ra berkata:أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ الْقُبُوْرِ“Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat wanita-wanita yang banyak berziarah ke kuburan.” (HR. Ahmad 2/337, At-Tirmidzi no. 1056, Ibnu Majah no. 1576. Dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani)Ada hadits lain yang datang tidak dalam bentuk mubalaghah yaitu hadits Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata:لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَائِرَاتِ الْقُبُوْرِ....“Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat wanita-wanita yang berziarah ke kuburan.” (HR. An Nasa`i no. 2043, sanad hadits ini dha’if menurut Al Albani)

2. Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash ra berkata: “Kami mengubur mayat bersama Rasulullah SAW. Setelah selesai, Rasulullah kembali pulang dan kami pun pulang bersama beliau. Ketika beliau bersisian dengan pintu rumahnya, beliau berdiri. Tiba-tiba kami melihat ada seorang wanita yang datang dan ternyata dia adalah Fathimah putri Rasulullah SAW. Beliau bertanya:مَا أَخْرَجَكِ مِنْ بَيْتِكِ يَا فَاطِمَةُ؟قَالَتْ: أَتَيْتُ أَهْلَ هَذَا الْبَيْتِ, فَتَرَحَّمْتُ إِلَيْهِمْ وَعَزَّيْتُهُمْ بِمَيِّتِهِمْ. قَال: لَعَلَّكِ بَلَغْتِ مَعَهُم الْكُدَى!قَالت: مَعَاذَ اللهِ أَنْ أَكُوْنَ بَلَغْتُهَا, وَقَدْ سَمِعْتُكَ تَذْكُرُ فِي ذلِكَ مَا تَذْكُرُ! فَقَال لَها: لَوْ بَلَغْتِهَا مَعَهُم مَا رَأَيْتِ الْجَنَّةَ حَتّى يَرَاهَا جَدُّ أَبِيْكِ!“Apa yang membuatmu keluar dari rumahmu, wahai Fathimah?”“Ya Rasulullah, aku mendatangi keluarga orang yang meninggal di rumah itu untuk mendoakan rahmat bagi mereka dan menghibur mereka (berta’ziyah),” jawab Fathimah.“Mungkin engkau sampai ke kuburan bersama mereka,” kata Rasulullah.“Aku berlindung kepada Allah dari melakukan hal itu. Sungguh aku telah mendengar apa yang engkau sabdakan dalam masalah itu,” jawab Fathimah.“Seandainya engkau sampai mendatangi kuburan bersama mereka, niscaya engkau tidak akan melihat surga sampai surga itu bisa dilihat oleh kakek ayahmu,” sabda Nabi SAW. (HR. An-Nasa`i no. 1880, kitab Al-Jana`iz, bab An-Na’yu, namun hadits ini dhaif sebagaimana dalam Dha’if Sunan An-Nasa`i).

Ketiga: Mubah tidak makruh. Demikian pendapat mayoritas Hanafiyyah, Malikiyyah dan riwayat lain dari Imam Ahmad rahimahullahu, dengan dalil hadits Anas bin Malik ra. :مَرَّ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ, فَقَالَ: اتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ. قَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّيِ فَإِنَّكَ لَمْ تُصِبْ بِمُصِيْبَتِيْ. وَلَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيْلَ لَهَا: إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِيْنَ, فَقَالَتْ: لَمْ أَعْرِفْكَ. فَقَالَ: إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدَمَةِ الأُولَى“Nabi SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur, maka Nabi pun menasehati si wanita: ‘Bertakwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah."Wanita itu menjawab dalam keadaan ia belum mengenali siapa yang menasehatinya: “Biarkan aku karena engkau tidak ditimpa musibah seperti musibahku (tidak merasakan musibah yang aku rasakan)”Dikatakanlah kepada si wanita: “yang menasehatimu adalah Nabi SAW.”Wanita itu (terkejut) bergegas mendatangi Nabi SAW dan tidak didapatinya penjaga pintu di sisi (pintu) Nabi SAW. “Aku tadi tidak mengenalmu”, katanya menyampaikan uzur.Nabi bersabda: “Hanyalah kesabaran itu pada goncangan yang pertama.”Tentang dibolehkannya hukum ziarah kubur antara wanita dan pria ini, Asy Syaikh Al Albani dalam Ahkamul Janaiz memberi beberapa alasan :Pertama, karena keumuman perintah Nabi SAW : “ … maka berziarahlah kalian ke kubur.” Berarti wanita juga termasuk di dalamnya. Penjelasannnya, Nabi SAW. tatkala melarang ziarah kubur pada awalnya tidak diragukan lagi bahwa larangan itu juga mencakup pria dan wanita sekaligus. Maka ketika beliau SAW bersabda : “Aku dulu melarang kalian berziarah ke kubur.” Dipahami bahwa yang dimaksudkan beliau adalah jenis pria dan wanita secara pasti. Dan beliau memberikan kabar kepada mereka tentang awal kejadian dengan melarang pria dan wanita. Jika demikian, maka pasti ucapan kedua (yakni pembolehan) juga mencakup jenis pria dan wanita. Dan yang menguatkan pendapat ini adalah lanjutan dari hadits tersebut yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu : “Dulu aku melarang kalian tentang daging sembelihan yang lewat tiga hari maka peganglah apa-apa yang tampak pada kalian. Dulu aku juga melarang nabiz untuk diminum maka minumlah sekarang semuanya dan jangan meminum yang memabukkan.” Saya (Al Albani) katakan : Ucapan semua ini juga berlaku terhadap dua jenis (yakni pria dan wanita) secara pasti, sebagaimana ucapan pertama : “Dulu aku melarang kalian.” Jika ada yang berkata, ucapan dalam kalimat “sekarang berziarahlah” adalah khusus untuk pria maka akan rusak susunan bahasa dan keindahannya. Juga tidak pantas hal itu ditujukan kepada pemilik ucapan (Jawami’ul Kalim) yang singkat padat ini (Jawami’ul Kalim yakni Nabi SAW).Kedua, saling berserikatnya para wanita dengan pria dalam ‘illat (penyebabnya) yang karena itu disyariatkan ziarah kubur yaitu dalam riwayat : “Karena ziarah kubur bisa melunakkan hati, meneteskan air mata, dan mengingatkan kepada akhirat.”Ketiga, Nabi SAW membolehkan bagi wanita untuk berziarah ke kuburan. Dalam dua hadits yang dihapal oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. disebutkan :Dari ‘Abdullah bin Abi Mulaikah ia berkata : Sesungguhnya ‘Aisyah pulang dari pekuburan pada suatu hari. Maka aku bertanya kepadanya : “Wahai Ummul Mukminin, darimanakah engkau?” Ia menjawab : “Dari kuburan ‘Abdurrahman bin Abi Bakar.” Maka aku katakan kepadanya : “Bukankah Rasulullah SAW melarang ziarah kubur?” Ia menjawab : “Benar, tapi kemudian beliau menyuruh berziarah ke kubur.” (HR. Hakim, Al Baihaqi, Ibnu ‘Abdil Barr, Ibnu Majah, dan Ibnu Abi Dunya. Al Albani menyatakan sanadnya shahih)Dari Muhammad bin Qais bin Makramah bin Al Muththalib, ia berkata pada suatu hari : Maukah kalian kuceritakan tentangku dan tentang ibuku? Maka kami mengira dia memaksudkan ibu yang melahirkannya. Dia berkata : ’Aisyah pernah berkata : “Maukah kalian aku ceritakan tentangku dan Rasulullah SAW?” Maka kami menjawab : “Tentu.” ‘Aisyah lalu berkata : Ketika pada malam giliranku, beliau SAW ada bersamaku. Beliau berbalik meletakkan selendang dan melepaskan dua sandalnya serta meletakkannya di bawah kakinya. Kemudian membentangkan ujung sarungnya di atas tempat tidur. Lalu berbaring. Tidak berapa lama setelah itu beliau mengira aku telah tidur. Maka beliau memakai selendang dan sandalnya secara pelan-pelan. Setelah itu beliau membuka pintu dan menutupnya kembali dengan pelan. Maka akupun melepas pakaian rumah dan memakai tutup kepala serta bertopeng dengan sarungku. Lalu pergi membuntuti beliau sampai tiba di Baqi’. Beliau tegak dengan lama di tempat itu dan mengangkat kedua tangannya tiga kali. Kemudian beliau berpaling (berbalik untuk kembali ke rumah), akupun berpaling. Beliau berjalan cepat, aku juga berjalan cepat. Beliau berlari, aku juga berlari. Hingga beliau akan sampai (ke rumah), aku juga demikian. Maka akupun mendahului beliau lalu masuk ke rumah dan berbaring. Kemudian beliau masuk dan berkata : “Ada apa denganmu, wahai ‘Aisyah? Seakan-akan isi perutmu terangkat karena berlari cepat?” Aku menjawab : “Tidak ada apa-apa wahai Rasulullah.” Beliau berkata : “Engkau katakan atau Allah yang akan menceritakan sebenarnya kepadaku.” Aku berkata : “Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku.” Maka aku ceritakan kejadiannya. Beliau SAW berkata : “Berarti engkau benda hitam yang kulihat di depanku tadi?” Aku menjawab : “Benar.” Maka beliau memukul dadaku dengan pukulan yang menyakitkanku, lalu beliau bersabda : “Apakah engkau mengira Allah akan berbuat aniaya kepadamu dan Rasul-Nya juga berbuat demikian?” Aku berkata : “Bagaimanapun disembunyikan oleh manusia akan diketahui juga oleh Allah.” Beliau berkata : “Jibril mendatangiku kemudian memanggilku maka aku menjawabnya. Dan dia tidak mau masuk karena ada engkau karena engkau sudah melepas pakaianmu. Aku mengira engkau telah tidur dan aku tidak suka membangunkanmu. Aku khawatir engkau merasa tidak senang. Maka Jibril berkata : ‘Sesungguhnya Rabbmu menyuruhmu datang ke penghuni Baqi’ dan memohonkan ampun untuk mereka’.”Aku (‘Aisyah) berkata : “Apa yang harus aku ucapkan kepada mereka (penghuni kuburan) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Katakanlah :Semoga keselamatan tercurah bagi para penghuni kuburan ini dari kalangan Mukminin dan Muslimin. Dan semoga Allah merahmati orang yang terdahulu dan orang yang belakangan dari kita. Dan kami Insya Allah akan menyusul kalian.” (HR. Muslim, An Nasa’i, Abdurrazzaq, dan Ahmad)Hadits ini dijadikan dalil oleh Al Hafidh dalam At Talkhish 5/248 tentang bolehnya berziarah bagi wanita. Dan ini adalah dhahir hadits. Hadits ini menguatkan pendapat bahwasa rukhshah untuk berziarah kubur setelah sebelumnya dilarang juga mencakup para wanita. Dan kisah itu terjadi di Madinah karena Nabi SAW telah tinggal bersama ‘Aisyah. Sedangkan larangan ziarah kubur terjadi ketika masih di Makkah. Kita tetap menegaskan hal ini walau kita tidak tahu sejarah yang menguatkannya karena kesimpulan yang benar menguatkan hal tersebut yaitu ucapan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : “Dulu aku melarang kalian.” Sabda Nabi ini tidak bisa dipahami bahwa larangan ziarah kubur ditetapkan di Madinah bukan di Makkah yang memang di sana kebanyakan yang disyariatkan adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan tauhid dan akidah. Dan larangan ziarah ketika itu adalah untuk menutup pintu bahaya (saddudz dzari’ah) menuju kesyirikan dan jelas dicetuskan ketika periode Mekkah sebab para shahabat baru meninggalkan jahiliyah dan baru masuk Islam. Hingga ketika tauhid telah kokoh di dalam hati-hati mereka dan setelah mereka tahu jenis-jenis syirik yang mengakibatkan kerusakan tauhid maka setelah itu beliaupun membolehkan ziarah kubur. Adapun kalau beliau membiarkan mereka selama periode Makkah dalam kebiasaan mereka berziarah kemudian beliau melarang mereka untuk melakukan hal itu di Madinah maka ini jauh sekali dari hikmah syariat. Oleh karena itu kita menetapkan bahwa larangan tersebut dilontarkan ketika masih di Makkah. Jika demikian maka ijin beliau kepada ‘Aisyah untuk berziarah di Madinah adalah dalil yang jelas tentang apa yang kita sebutkan.Perhatikanlah, karena hal itu membuat sesuatu dalam hati. Dan saya (Al Albani) belum melihat ada yang mensyarah seperti ini. Jika saya benar itu dari Allah, jika salah dari diriku.Keempat, ucapan Nabi SAW kepada seorang wanita yang beliau lihat berada di sisi kuburan, dalam hadits Anas ra :Rasulullah SAW pernah melewati seorang wanita yang menangis di sisi kuburan maka beliau bersabda : “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah … .” (HR. Bukhari dan lain-lain)Al Hafidh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Bari : “Sisi yang dijadikan argumen dari hadits ini adalah NAbi SAW tidak mengingkari duduknya wanita tersebut di sisi kuburan dan ucapan beliau adalah hujjah.”Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwasanya Jumhur Ulama berpendapat ‘boleh’ yakni ziarah kubur bagi wanita. Syaikh Mushthafa Al Adawi dalam Jami’ Ahkamin Nisa’ setelah membawakan alasan kedua belah pihak (yang melarang dan yang membolehkan ziarah kubur bagi wanita), maka beliau berkata : Kesimpulan dalam hal ini --dan ilmunya hanya pada Allah-- dan melihat dalil-dalil yang membolehkan dan melarang adalah kita berpendapat sebagai berikut :

Pertama : Hadits-hadits yang membolehkan lebih shahih daripada hadits-hadits yang melarang. Dan tidak ada hadits yang kuat dalam melarang kecuali hadits :“Semoga Allah melaknat wanita-wanita yang sering ziarah kubur.”

Kedua : Telah diterangkan bahwa lafadh ‘zawwarat’ maknanya adalah wanita yang sering ziarah kubur, maka tidak termasuk di dalamnya wanita yang hanya berziarah sekali-kali.

Ketiga : Hadits “Semoga Allah melaknat wanita-wanita yang sering ziarah kubur.” Disebutkan oleh sebagian ulama bahwa hadits ini telah mansukh (dihapus) dengan hadits : “Dulu aku pernah melarang kalian berziarah ke kubur, sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur akan mengingatkan kepada akhirat.” Dan wanita jelas juga butuh mengingat akhirat seperti pria.

Keempat : Apa yang dipahami oleh ‘Aisyah ra dan dia adalah Ummul Mu'minin yang menerangkan bahwa Rasulullah mengajarkan apa yang harus diucapkannya jika datang ke kuburan. ‘Aisyah sendiri juga berziarah ke kubur saudaranya. Semua ini menunjukkan bolehnya seorang wanita berziarah ke kubur dan ini menguatkan pendapat yang membolehkan itu. Wallahu A’lam. (Jami’ Ahkamin Nisa’ 1/580)Kesimpulannya, yang rajih (kuat) dari perselisihan yang ada, wallahu a’lam, adalah pendapat yang membolehkan ziarah kubur bagi wanita bahkan hukumnya mustahab sebagaimana laki-laki.


V. WANITA DILARANG UNTUK SERING BERZIARAH
Syaikh Al Albani menyebutkan : Akan tetapi tidak boleh bagi para wanita untuk sering berziarah kubur karena itu akan membawa kepada hal-hal yang melanggar syariat, seperti : Berteriak-teriak, tabarruj, menjadikan kubur sebagai tempat pertemuan, dan menyia-nyiakan waktu dengan ucapan-ucapan yang sia-sia. Insya Allah inilah yang dimaksud dalam hadits yang masyhur :Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits yang melaknat wanita-wanita yang sering berziarah ke kubur ini ditujukan sebelum dibolehkannya wanita berziarah oleh Nabi SAW. Ketika ziarah kubur telah diperbolehkan maka hal itu berlaku umum, untuk pria dan wanita. Sebagian mereka (ulama) berkata bahwa beliau SAW memakruhkan wanita untuk berziarah karena kurangnya kesabaran mereka, menangis berlebihan dan sering berkeluh kesah. Setelah Syaikh Al Albani membahas tentang lafazh dan beliau berkata : “Dari takhrij hadits jelas bahwa yang lebih kuat adalah lafadh (yakni wanita yang sering ziarah)”Jika masalahnya demikian, lafadh ini (wanita yang sering ziarah) menunjukkan bahwa yang dilaknat hanyalah wanita yang sering ziarah, sedangkan wanita yang tidak sering ziarah tidak terkena laknat. Maka tidak boleh hadits yang khusus ini membantah hadits-hadits umum yang menunjukkan disunnahkannya ziarah kubur bagi wanita. Masing-masing dari hadits-hadits tersebut diamalkan pada tempatnya. Cara penjama’an (dikompromikan) ini lebih bagus daripada cara naskh (penghapusan salah satunya). Dengan cara ini beberapa ulama berpendapat :

1. Imam Qurthub berkata : “Laknat yang tersebut dalam hadits adalah bagi wanita yang sering berziarah karena bentuk katanya demikian. Mungkin sebab yang membawa ke sana adalah wanita itu akan menyia-nyiakan hak suami dan bertabaruj serta timbulnya suara jeritan dan sejenisnya. Ada yang berkata : ‘Jika telah aman semua itu, tidak ada halangan untuk mengijinkan mereka karena mengingat mati dibutuhkan oleh pria dan wanita’.”

2. Dalam Nailul Authar 4/95 Imam As Syaukani berkata : “Dan ini adalah ucapan yang pantas untuk dijadikan pegangan di dalam mengkompromikan hadits-hadits yang bertentangan dalam bab ini secara dhahirnya.” (Ahkamul Janaiz)
3. Syaikh Mushthafa Al Adawi berpendapat :

1). Jika diketahui kalau wanita mereka pergi ziarah kubur akan berteriak-teriak, meratap-ratap, dan melakukan bid’ah dan keharaman maka haram ketika itu bagi mereka untuk berziarah ke kubur. Menolak bahaya lebih didahulukan daripada mendapatkan kebaikan.

2). Jika diketahui kalau wanita mereka pergi ziarah kubur ke sebagian orang yang dianggap shalih dan wali Allah untuk memohon dihilangkan bahaya, menunaikan keperluan, dan menghilangkan kesusahan serta yang sejenisnya maka ini adalah syirik. Dan ketika itu diharamkan bagi para wanita untuk berziarah.

3). Jika para wanita pergi dengan tabarruj dan menggunakan parfum yang tercium oleh lawan jenis, maka juga haram bagi mereka untuk keluar ziarah.4. Jika para wanita mengkhususkan untuk berziarah ke kubur pada hari itu sebagaimana yang terjadi dengan mengkhususkan hari Jum’at dan hari-hari besar atau sejenisnya maka ini termasuk bid’ah yang Allah tidak menurunkan keterangan atasnya. Semoga Allah memberikan bimbingan untuk kita dalam mengikuti Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. (Jami’ Ahkamin Nisa’ )

Dari keterangan-keterangan di atas jelas bagi kita bahwa dibolehkan bagi para wanita untuk ziarah kubur dengan adab-adab sebagai berikut :

1. Tidak terlalu sering.

2. Tidak bertabarruj.

3. Tidak mengeluarkan kata-kata yang salah, seperti meratap, menjerit-jerit, terlebih lagi melakukan kesyirikan seperti meminta kepada si mayit, beristighatsah kepadanya, dan lain-lain.

4. Menunaikan adab sebagai wanita muslimah dalam keluar rumah.

5. Mengambil pelajaran dan untuk mengingat akhirat. Dibolehkan juga bagi wanita berziarah ke kuburan keluarganya yang kafir hanya untuk mengambil pelajaran dengan dalil :Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW berziarah ke kubur ibunya, Kemudian beliau menangis dan tangisan itu membuat orang di sekitarnya ikut menangis. Beliau berkata : “Aku memohon ijin kepada Allah untuk memohonkan ampunan bagi ibuku tapi Allah menolaknya. Dan aku meminta ijin untuk menziarahi kuburnya maka diijinkan. Berziarahlah kalian ke kubur karena itu akan mengingatkan kepada mati.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah)

6. Tidak melakukan bid’ah-bid’ah seperti :

1). Meletakkan tangan seperti orang shalat kemudian duduk tegak di depan kubur.

2). Membaca surat-surat tertentu sebagai hadiah untuk si mayit.

3). Bertahlil ketika melewati kubur.

4). Menghadiahkan pahala kepada si mayit.

5). Tayamum untuk berziarah

6). Berziarah dengan dikhususkan hari-harinya

7). Kirim salam kepada Nabi SAW melalui orang yang berziarah ke kubur beliau.

8). Jika menziarahi kuburan orang kafir jangan mengucapkan salam tapi memberikan kabar dengan neraka kepadanya sesuai sabda Nabi SAW :“Di mana saja engkau melewati kuburan orang kafir berikan kabar gembira dengan neraka kepadanya.” (Lihat As Shahihah : 18)

8). Tidak berjalan di antara kuburan Muslim dengan memakai sandal berdasarkan hadits Basyir bin Khushashiyah yaitu ketika Nabi SAW melihat ada yang memakai sandal, beliau bersabda :“Wahai yang memakai sandal dari kulit lemparkanlah keduanya!” Maka orang itu melihat, ketika dia tahu bahwa itu adalah Rasulullah SAW dia lepaskan sandalnya dan melemparkan keduanya. (HR. Ashhabus Sunan)Al Hafidh berkata dalam Fathul Bari 3/160 : “Hadits ini menunjukkan makruhnya berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal. Ibnu Hazm telah melakukan keganjilan dengan menyatakan diharamkan berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal kulit, adapun yang selain itu boleh! Ini adalah kedangkalan berfikir (jumud) yang parah.” (Ahkamul Janaiz halaman)


VI. Hal-hal yang Haram Dilakukan di Kubur

Dari Jabir r.a. berkata, Rasulullah saw. telah melarang mengapur kuburuan, duduk-duduk diatasnya, mendirikan bangunan diatasnya, meninggikan makam melebihi tanah galian, dan menulis di atasnya.” (HR. Abu Daud, Sanadnya Shahih). Berdasarkan hadits di atas, hal yang diharamkan dilakukan area pekuburan diantaranya :

1. Meninggikan makam melebihi tanah galian.

2. Mengapur kuburan

3. Duduk-duduk di atas kuburan

4. Mendirikan bangunan di atasnya.

5. Menulis di atasnya

6. Menyembelih binatang ternak sebagai kurban. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW . "Tidak ada sesajen dalam Islam." Abdurrazaq bin Hamman menegaskan, “Dahulu di zaman jahiliyah, orang-orang gemar melakukan sesajen di kuburan dengan menyembelih sapi atau kambing." (Sanad Shahih: Ahkamul Janaiz hal. 203 dan ‘Aunul Ma’bud IX/42 no. 3206).

7. Shalat menghadap ke kuburan, berdasarkan hadits Nabi SAW., “Janganlah kamu shalat menghadap ke kuburan…” (HR.Muslim II:668 no:972, ‘Aunul Ma’bud IX/49 no. 3213, Tirmidzi II/257 no.1055, An Nasaa'i II/67)

8. Shalat di samping kuburan, walaupun tidak menghadap kepadanya. Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu Sa’id al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seluruh bumi adalah tempat sujud (kepada Allah), kecuali kuburan dan kamar mandi.” (HR. Shahihul Jami’us Shaghir no. 2767, ‘Aunul Ma’bud II/58 no. 488, Tirmidzi I/199 no. 316)

9. Membangun masjid di atasnya. Dari Aisyah dan Abdullah bin Abbas ra, berkata, tatkala Rasulullah saw didatangi (malaikat maut), beliau menutupkan kain bergaris ke wajahnya. Bila beliau merasakan sesak nafasnya maka dibuka penutup wajahnya. Dan Rasulullah saw. bersabda, “Allah Ta’ala melaknat kaum Yahudi dan Nashrani yang telah menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid." Beliau mewanti-wanti (mengingatkan agar kita tidak melakukan) seperti yang mereka lakukan itu. (Muttafaqun ‘alaih, Fathul Baari VIII/140 no. 4444, Muslim I/377 no. 531, An Nasaa'i/ II:40).

10. Menjadikan kuburan sebagai lokasi perayaan yang didatangi/dikunjungi pada waktu-waktu tertentu atau musim-musim tertentu untuk beribadah di sisi kuburan atau sejenisnya.Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu menjadikan kuburankan sebagai arena perayaan dan jangan (pula) kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan (yang tidak ada kegiatan ibadah), di mana saja kamu berada, maka bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya shalawatmu pasti sampai kepadaku.” (HR. Shahihul Jami’us Shaghir no. 7226, dan ‘Aunul Ma’bud VI/31 no. 2026).

11. Mengadakan perjalanan khusus untuk ziarah, apalagi dalam rangka Ibadah, seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, "Janganlah pelana dipasangkan pada binatang yang dikendalikan (untuk bepergian dalam rangka ibadah) kecuali (untuk pergi) ke tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjid Rasulullah saw., dan Masjidil Aqsha.” (Muttafaqun 'alaih : Fathul Baari III/63 no. 1189, Muslim II/1014 no. 1397, ‘Aunul Ma’bud VI/15 no. 2017, An Nasaa'i II/37).

12. Menyalakan lampu di atas kuburan. Hal ini termasuk bid’ah, yang tidak dicontohkan para salafus shalih. Rasulullah saw. bersabda, “Setiap bid’ah adalah sesat dan kesesatan di neraka (tempatnya).” (HR.Muslim II/592 no:467 dan Nasa’I III:188). Di samping itu, dalam perbuatan ini (menyalakan lampu di kuburan) terdapat sikap menyia-nyiakan harta, padahal hal itu dilarang secara tegas oleh nash syar’i. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci kalian lakukan tiga hal : menyebarkan isu, menyia-nyiakan harta, dan (ketiga) terlalu banyak bertanya.” (HR. Muslim III/1340 no. 1715). 13. Memecah (mematahkan) tulang jenazah sesuai hadits Nabi saw., "Sesungguhnya memecahkan tulang mayat orang mukmin seperti memecahkan tulang orang mukmin ketika hidup.” (Shahihul Jami’us Shaghir no. 2143, ‘Aunul Ma’bud IX/24 no. 3191, Ibnu Majah I/516 no. 1616).

VII. DOA SAAT ZIARAH KUBUR

Ada beberapa doa yang shahih yang dicontohkan Nabi SAW. untuk diucapkan ketika berziarah ke kubur, di antaranya :“Semoga keselamatan tercurah bagi kalian wahai penghuni tempat kaum Mukminin. Kami dan kalian serta apa yang dijanjikan besok adalah orang yang ditangguhkan. Dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur … .” (HR. Muslim)“Semoga keselamatan tercurah kepada penghuni kubur ini dari kalangan Mukminin dan Muslimin dan semoga Allah merahmati orang yang telah duluan dari kami dan yang belakangan dan kami insya Allah akan menyusul kalian.” (HR. Muslim)


VIII. MAROJI

1. Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, Asy-Syaikh Al-Albani

2. Al-Iqna’ fi Masa`ilil Ijma’, Ibnul Qaththan

3. Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Alu Fauzan

4. Al Mustadrak, Imam Hakim

5. Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz ,'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Edisi Bahasa Indonesia Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, Penerjemah Ma'ruf Abdul Jalil, Pustaka As-Sunnah.

6. Fathul Bari

7. Musnad Imam Ahmad bin Hambal

8. Nailul Authar

9. Shahih Muslim, Imam Muslim

10. Shahih Bukhari, Imam Bukhari

11. Shahih Sunan At-Tirmidzi, Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani

12. Shahih Sunan Ibnu Majah, Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani

13. Shahih Sunan An-Nasa`i, Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani

14. Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah, Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani

15. Subulus Salam

16. Tahdzibus Sunan, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah


Oleh : Ustadz Suherman, S. Ag.

Senin, 26 Juli 2010

Kebakaran Sidikalang Diselidiki


Starberita - Sidikalang, Mengetahui sumber api yang mengakibatkan puluhan Rumah toko di Jalan Merdeka Sidikalang habis terbakar 18/7 kemarin menjadi tugas team labfor polda Sumut,karenanya petugas penyelidikan segera ditugaskan dan mengevukuasi rumah yang diduga menjadi awal munculnya api. Penda Happyn Riyono.ST dilokasi kebakaran 19/7,mengatakan ke Andalas rumah milik marga banjar Nahor menjadi titik munculnya api dan itu didapatkan bersumber dari keterangan beberapa saksi dan ketika ditelusuri.dijelaskan Happyn kalau sumber api memang dari bagian belakang rumah Banjar Nahor tetapi penyebab terjadinya kebakaran masih dalam penelitian team labfor dan kepastian sumber api akan diketahui dua minggu kedepan.Pantauan Andalas dilokasi kebakaran,Team labfor bersama beberapa polisi Dairi bekerja extra keras untuk mengumpulkan segala bukti dan data guna dapat menyimpulkan penyebab kebakaran.P.Banjar Nahor pemilik rumah yang diduga menjadi tempat awal munculnya api menerangkan kalau dihari kejadian,dia bersama anak isterinya berniat akan pergi kegereja dan ketika akan keluar rumah,Banjar Nahor menggembok rumahnya,akan tetapi belum sampai digereja,mereka mendengar teriakan api dan segera pulang serta menbuka rumahnya dan meminta anak isterinya tidak lagi masuk kerumah karena didalam rumahnya telah penuh asap dan gelap sehingga Banjar nahor kembali menutupnya dan meminta anak isterinya menjauh dan setelah itu.api sudah membakar seluruh isi rumahnya dan tak satupun harta benda yang sempat diselamatkan.Cibro seorang warga yang juga turut menyaksikan kebakaran kemarin dan kebetulan juga ada disekitar rumah penyelidikan team labfor mengatakan ke Andalas kalau kebakaran kemarin cepat meluas dikarenakan angina kencang dan sebahagian rumah terbuat dari kayu dan juga sudah bangunan tua.Soal darimana dtangnya api,dikatakan Cibro tidak diketahui pasti karena api sudah merambat menghabiskan atap setiap rumah dan akhirnya menghanguskan 30 puluh rumah.Hal snada juga dikatakan Ibu Runggu warga Sidikalang kota yang sengaja dating mengunjungi salah satu korban kebakaran,dikatakannya api kebakaran kemarin sangat besar dan cepat meluas,sehingga harta benda para korban kebakaran tidak sempat terselematkan,bahkan didengarnya kalau ada korban yang sama sekali tidak melihat rumahnya terbakar karena sedang ada diluar kota dan untuk itu ibu Runggu menyatakan rasa prihatinnya dan berharap setiap korban kebakaran ini,tetap tabah dan menyerahkan segala rasa sedih dalam doa.Diruangannya Kapolres Dairi AKBP.Yustan Alpiani .Sik.mengatakan sampai hari ini polres dairi masih tetap membantu warga untuk melakukan berbagai hal membantu warga mencari harta benda yang masih bisa digunakan.Sampai sore hari,warga dan anak-anak pelajar terlihat masih mendatangi lokasi kebakaran,posko bantuan juga terlihat menggelar pengobatan gratis dan membuka kotak amal untuk menerima sumbangan turut bersimpati dari warga yang mendatangi lokasi kebakaran.(andalas/BHI)
Sumber :
http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7285:kebakaran-sidikalang-diselidiki-&catid=161:daerah&Itemid=41

Rabu, 21 Juli 2010

kebakaran ruko sidikalang

PusLabFor Polda-SU Lakukan Penyidikan Pada Kebakaran Di Sidikalang

Posted by Redaksi on Juli 20, 2010 · Leave a Comment
SIDIKALANG (Berita) : Dua orang Petugas Labfor Polda Sumatera Utara melakukan penyidikan dilokasi tiga unit puing-puing rumah yang diduga sumber api, sehingga menghanguskan 30 unit rumah terbakar ludes digasak sijago merah, Minggu (18/7).
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 09.30 wib Minggu di Jalan Merdeka dan Jalan Simalungun Sidikalang, Kelurahan Sidikalang,Kabupaten Dairi telah lebih dulu didata petuga dari kelurahan. Kejadian itu sempat menghebohkan warga Sidikalang dan panik untuk menyelamatkan barang dagangan mereka.
Tim Labfor Polda-SU , AKP. Ali Akbar dan.AKP Penda Happyn Ryono yang dibantu Kanit Identifikasi Polres Dairi Bripka Bela Ginting didampingi Kasat Reskrim Polres Dairi AKP. Anjas A Siregar, S.Sos dan KBO Polres Dairi Ipda B Manurung SH melakukan penyidikan terhadap 3 unit puing rumah yang diduga menjadi asal api setelah mendengar keterangan dari beberapa orang saksi yang
juga menjadi korban kebakaran tersebut.
Salah seorang korban kebakaran Marbun Pengusaha kelontong, saat dihubungi petugas Labfor di lokasi kebakaran, Senin (19/7) mengungkapkan, setelah mendengar teriakan asap dari warga yang berada di seberang jalan seraya menunjuk arah rumahku. Ketika itu, saya sedang mengunci pintu rumah hendak berangkat ke Gereja, saat itu istri dan anak saya sudah terlebih dahulu berada didalam Mobil yang parkir di depan rumah.
Begitu pintu rumah kembali saya buka, di dalam rumah sudah banyak asap sehingga saya merasa takut untuk masuk kembali, ketika itu saya menuju mobil untuk terlebih dahulu menyelamatkan keluarga, ujar Marbun.
Saat ditemui wartawan di lokasi kebakaran, Petugas Labfor AKP Ali Akbar mengatakan, untuk saat ini pihak Labfor sedang mengumpulkan barang bukti pada bekas barang yang terbakar dan puing-puing rumah yang diduga asal api.
Untuk sementara kita belum dapat memastikan penyebab kebakaran itu menunggu dilakukan pemeriksaan Laboratorium terhadap barang-barang yang kita curigai katanya. Sementara , Kapolres Dairi AKBP Yustan Alfiani kepada wartawan,di ruang kerjanya mengatakan, hingga saat ini tindakan yang dilakukan pihak Polres Dairi terkait dengan kebakaran yang terjadi pada hari Minggu kemarin.
Pihak kepolisian saat ini melakukan pengamanan dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang pertama mengetahui terjadinya kebakaran, sambil menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas Labfor dari Polda-SU.kata Kapolres. (hab)
(Sumber: http://beritasore.com/2010/07/20/puslabfor-polda-su-lakukan-penyidikan-pada-kebakaran-di-sidikalang/ ...selasa 20 juli 2010

Jumat, 21 Mei 2010

Berkurangnya Harapan Ketika Gagal






‘orang yang membangga-banggakan jerih payah dan perbuatannnya, ketika gagal akan berkurang harapanya terhadap Rahmat Alloh’

Jika dirimu mempunyai anggapan bahwa segala sesuatunya yang telah engkau petik di dunia ini atas jerih payahmu sendiri, maka berarti engkau membanggakan diri terhadap kemampuanmu. Engkau akan menemui penyesalan ketika kelak gagal. Engkau akan menyesal manakala mendapati hasil yang tidak sesuai dengan harapan.

Manusia seringkali lupa bahwa di balik daya upaya dirinya itu ada kekuatan yang Maha Kuat. Kekuatan Yang Berkuasa dan menentukan harapan-harapannya.

Jika mata hatimu jernih, maka engkau akan melihat bahwa asal penyebab di balik jerih payahmu dan hasil yang kau dapatkan hanyalah dari Alloh semata.

Keyakinan ini haruslah ditanamkan di dalam hati, agar engkau tidak menyesal manakala ikut bermain dalam kehidupan ini kemudian terantuk batu sandungan; gagal ! Begitu juga jika engkau berhasil dalam mencapai harapan, maka engkau tak akan kufur nikmat.

Kebanyakan di antara manusia lupa diri. Mereka menganggap semua harapan itu dapat di raih dengan kekuatan usahanya sendiri. Karenanya jika ia telah dapat mencapai kenikmatan hidup, akhirnya jadi berbangga diri. Mereka mengingkari nikmat yang di rasakan. Mereka lupa bahwa yang menentukan hasil akhir dari jerih payahnya adalah Alloh. Tanpa campur tangan kekuasaanNya, tak mungkin dapat mencapai kenikmatan itu.

Ingatlah, jika engkau lupa bahwa takdir Alloh itu sangat mempengaruhi jerih payahmu, maka engkau pasti kecewa ketika menemui kegagalan.

Tetapi jika dirimu sadar terhadap adanya penyebab kegagalan di balik usaha, maka kegagalan hanya engkau pandang sebagai peringatan guna memperkuat kesadaran dalam berkehendak. Orang yang mengaku salik, tentu menyandarkan harapannnya kepada Yang Mengabulkan cita-cita.

sumber : intisari kitab Al-Hikam : hal 8)

Minggu, 25 April 2010

ketika mas gagah pergi

judul: KETIKA MAS GAGAH PERGI (by : Helvy Tiana Rosa)
Oktober 28, 2007 — alisafam


----------
Mas gagah berubah! Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah!

Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Tehnik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja…ganteng !Mas Gagah juga sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA.

Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku ke mana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji. Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak bagiku.

Saat memasuki usia dewasa, kami jadi semakin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda dengan teman-teman. Mas Gagah yang humoris itu akan membuat lelucon-lelocon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak. Dengan sedan putihnya ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan-makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan Ancol.

Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya.
“Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih?”
“Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang rumahku suka membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho! Gila, berabe kan?!”
“Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku?”
Dan banyak lagi lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku Cuma mesem-mesem bangga.

Pernah kutanyakan pada Mas Gagah mengapa ia belum juga punya pacar. Apa jawabnya?
“Mas belum minat tuh! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran…, banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati! He..he..he…”Kata Mas Gagah pura-pura serius.
Mas Gagah dalam pandanganku adalah cowok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tetapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tetapi tidak pernah meninggalkan shalat!
Itulah Mas Gagah!

Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah! Drastis! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang kubanggakan kini entah kemana…
“Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!” teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama, Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam!

“Assalaamu’alaikum!”seruku.
Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.
“Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?” tanyanya.
“Matiin kasetnya!”kataku sewot.
“Lho memangnya kenapa?”
“Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab…, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!” aku cemberut.
“Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita!”
“Bodo!”
“Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” kata Mas Gagah sabar. “Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek.., Mama bingung. Jadinya ya dipasang di kamar.”
“Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru…,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!”
“Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…”
“Pokoknya kedengaran!”
“Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!”
“Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!” Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.

Heran.
Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Gagah jadi begitu. Ke mana kaset-kaset Scorpion, Wham, Elton John, Queen, Eric Claptonnya?”
“Wah, ini nggak seperti itu Gita! Dengerin Scorpion atau Eric Clapton belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lainlah ya dengan nasyid senandung islami. Gita mau denger? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok!” begitu kata Mas Gagah.
Oala.

Sebenarnya perubahan Mas Gagah nggak Cuma itu. Banyak. Terlalu banyak malah! Meski aku cuma adik kecilnya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk mencernanya.

Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu berjamaah di Mesjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip dari lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau membaca buku Islam. Dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya “Ayo dong Gita, lebih feminim. Kalau kamu mau pakai rok, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba adik manis, ngapain sih rambut ditrondolin begitu!”

Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuma punya dua rok! Ya rok seragam sekolah itu saja! Mas Gagah juga tidak pernah keberatan kalau aku meminjam baju kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu selalu memanggilku Gito, bukan Gita! Eh sekarang pakai panggil adik manis segala!

Hal lain yang nyebelin, penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga Mama menegurnya.
“Penampilanmu kok sekarang lain Gah?”
“Lain gimana Ma?”
“Ya nggak semodis dulu. Nggak dendy lagi. Biasanya kamu kan paling sibuk sama penampilan kamu yang kayak cover boy itu…”
Mas Gagah cuma senyum. “Suka begini Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun.”

Ya, dalam pandanganku Mas Gagah kelihatan menjadi lebih kuno, dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. “Jadi mirip Pak Gino.” Komentarku menyamakannya dengan supir kami. “Untung aja masih lebih ganteng.”
Mas Gagah cuma tertawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu. Mas Gagah lebih pendiam? Itu juga kurasakan. Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama dan bercanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah kebingungan.

Dan..yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah?”
“Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau jabatan tangan sama Tresye? Dia tuh cewek paling beken di sanggar Gita tahu?” tegurku suatu hari. “Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!”
“Justru karena Mas menghargai dia, makanya Mas begitu,” dalihnya, lagi-lagi dengan nada yang amat sabar. “Gita lihat kan gaya orang Sunda salaman? Santun tetapi nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!”
Huh, nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu…, sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya?”

Mas Gagah membuka sebuah buku dan menyorongkannya kepadaku.”Baca!”
Kubaca keras-keras. “Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah, Rasulullah Saw tidak pernah berjabatan tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhori Muslim.”
Mas Gagah tersenyum.
“Tapi Kyai Anwar mau salaman sama Mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali…,” kataku.
“Bukankah Rasulullah qudwatun hasanah? Teladan terbaik?” Kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku. “Coba untuk mengerti ya dik manis?”
Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas Gagah dengan mangkel.

Menurutku Mas Gagah terlalu fanatik. Aku jadi khawatir, apa dia lagi nuntut ilmu putih? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa orang-orang sok agamis tapi ngawur. Namun akhirnya aku tidak berani menduga demikian. Mas Gagah orangnya cerdas sekali. Jenius malah. Umurnya baru dua puluh satu tahun tetapi sudah tingkat empat di FT-UI. Dan aku yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya…yaaa akhir-akhir ini dia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam.

“Mau kemana Gita?”
“Nonton sama temen-temen.” Kataku sambil mengenakan sepatu.”Habis Mas Gagah kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya.”
“Ikut Mas aja yuk!”
“Ke mana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah. Gita kayak orang bego di sana!”

Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu lalu Mas Gagah mengajak aku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tablig akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku diliatin sama cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya aku ke sana dengan memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang tidak bisa disembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa Mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut.

“Assalamualaikum!” terdengar suara beberapa lelaki.
Mas Gagah menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman Mas Gagah. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku…, persis kelakuannya Mas Gagah.
“Lewat aja nih, Gita nggak dikenalin?”tanyaku iseng.

Dulu nggak ada teman Mas Gagah yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Gagah bahkan nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome.
Mas Gagah menempelkan telunjuknya di bibir. “Ssssttt.”
Seperti biasa aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal keislaman, diskusi, belajar baca Quran atau bahasa Arab… yaa begitu deh!


”Subhanallah, berarti kakak kamu ihkwan dong!” Seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah hampir sebulan berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya.

“Ikhwan?’ ulangku. “Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?” Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.
“Husy, untuk laki-laki ikhwan dan untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita.” Ujar Tika sambil menghirup es kelapa mudanya. “Kamu tahu Hendra atau Isa kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di sekolah ini.”

Aku manggut-manggut. Lagak Isa dan Hendra memang mirip Mas Gagah.
“Udah deh Git. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji. Insya Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang agama kita ini. Orang-orang seperti Hendra, Isa atau Mas Gagah bukanlah orang-orang yang error. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya aja yang belum ngerti dan sering salah paham.”
Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku ia menjelma begitu dewasa.

“Eh kapan kamu main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap dekat Gita…mesti kita mempunyai pandangan yang berbeda, ” ujar Tika tiba-tiba.
“Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah…” kataku jujur. “Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih…”

Tika menepuk pundakku. Jilbab putihnya bergerak ditiup angin.” Aku senang kamu mau membicarakan hal ini denganku. Nginap di rumah, yuk, biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan dengan Mbak Ana.
“Mbak Ana?”
“Sepupuku yang kuliah di Amerika! Lucu deh, pulang dari Amerika malah pakai jilbab. Ajaib. Itulah hidayah.
“Hidayah.”
“Nginap ya. Kita ngobrol sampai malam dengan Mbak Ana!”

“Assalaamualaikum, Mas ikhwan.. eh Mas Gagah!” tegurku ramah.
‘Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!” Kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.

“Dari rumah Tika, teman sekolah, “jawabku pendek. “Lagi ngapain, Mas?”tanyaku sambil mengitari kamarnya. Kuamati beberapa poster, kaligrafi, gambar-gambar pejuang Palestina, Kashmir dan Bosnia. Puisi-puisi sufistik yang tertempel rapi di dinding kamar. Lalu dua rak koleksi buku keislaman…

“Cuma lagi baca!”
“Buku apa?”
“Tumben kamu pingin tahu?”
“Tunjukkin dong, Mas…buku apa sih?”desakku.
“Eiit…eiitt Mas Gagah berusaha menyembunyikan bukunya.
Kugelitik kakinya. Dia tertawa dan menyerah. “Nih!”serunya memperlihatkan buku yang tengah dibacanya dengan wajah yang setengah memerah.
“Naah yaaaa!”aku tertawa. Mas Gagah juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku “Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam” itu.

“Maaas…”
“Apa Dik Manis?”
“Gita akhwat bukan sih?”
“Memangnya kenapa?”
“Gita akhwat atau bukan? Ayo jawab…” tanyaku manja.
Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami umatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu menjadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal-lainnya. Dan untuk pertamakalinya setelah sekian lama, aku kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu.
Mas Gagah dengan semangat terus bicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya.

“Mas kok nangis?”
“Mas sedih karena Allah, Rasul dan Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena umat banyak meninggalkan Quran dan sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena saat Mas bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara seiman di belahan bumi lainnya sedang digorok lehernya, mengais-ngais makanan di jalan dan tidur beratap langit.”
Sesaat kami terdiam. Ah Mas Gagah yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli…

“Kok tumben Gita mau dengerin Mas ngomong?” Tanya Mas Gagah tiba-tiba.
“Gita capek marahan sama Mas Gagah!” ujarku sekenanya.
“Memangnya Gita ngerti yang Mas katakan?”
“Tenang aja. Gita ngerti kok!” kataku jujur. Ya, Mbak Ana juga pernah menerangkan demikian. Aku ngerti deh meskipun tidak begitu mendalam.
Malam itu aku tidur ditemani buku-buku milik Mas Gagah. Kayaknya aku dapat hidayah.

Hari-hari berlalu. Aku dan Mas Gagah mulai dekat lagi seperti dulu. Meski aktifitas yang kami lakukan bersama kini berbeda dengan yang dulu. Kini tiap Minggu kami ke Sunda Kelapa atau Wali Songo, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat di mana tablig akbar digelar. Kadang cuma aku dan Mas Gagah. Kadang-kadang, bila sedikit terpaksa, Mama dan Papa juga ikut.

“Apa nggak bosan, Pa…tiap Minggu rutin mengunjungi relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya kapan?” tegurku.
Biasanya Papa hanya mencubit pipiku sambil menyahut, “Iya deh, iya!”

Pernah juga Mas Gagah mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung, soalnya pengantinnya nggak bersanding tetapi terpisah. Tempat acaranya juga begitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu juga diberi risalah nikah. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Gagah memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tidak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran. Harus Islami dan semacamnya. Ia juga mewanti-wanti agar aku tidak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek.
Aku nyengir kuda.

Tampaknya Mas Gagah mulai senang pergi denganku, soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan.
“Nyoba pakai jilbab. Git!” pinta Mas Gagah suatu ketika.
“Lho, rambut Gita kan udah nggak trondol. Lagian belum mau deh jreng.
Mas Gagah tersenyum. “Gita lebih anggun jika pakai jilbab dan lebih dicintai Allah kayak Mama.”

Memang sudah beberapa hari ini Mama berjilbab, gara-garanya dinasihati terus sama Mas Gagah, dibeliin buku-buku tentang wanita, juga dikomporin oleh teman-teman pengajian beliau.

“Gita mau tapi nggak sekarang,” kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan seabreg aktivitasku, prospek masa depan dan semacamnya.

“Itu bukan halangan.” Ujar Mas Gagah seolah mengerti jalan pikiranku.
Aku menggelengkan kepala. Heran, Mama yang wanita karier itu cepat sekali terpengaruh dengan Mas Gagah.

“Ini hidayah, Gita.” Kata Mama. Papa yang duduk di samping beliau senyum-senyum.

“Hidayah? Perasaan Gita duluan yang dapat hidayah, baru Mama. Gita pakai rok aja udah hidayah.

“Lho! ” Mas Gagah bengong.

Dengan penuh kebanggaan kutatap lekat wajah Mas Gagah. Gimana nggak bangga? Dalam acara studi tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya. Aku yang berada di antara ratusan peserta rasanya ingin berteriak, “Hei itu kan Mas Gagah-ku!”

Mas Gagah tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa. Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Gagah fasih mengeluarkan ayat-ayat Quran dan hadits. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung, “Lho Mas Gagah kok bisa sih?” Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yang dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar.

Pada kesempatan itu Mas Gagah berbicara tentang Muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi. “Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana takwa, sebagai identitas Muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam itu sendiri, ” kata Mas Gagah.
Mas Gagah terus bicara. Kini tiap katanya kucatat di hati.

Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Tika. Minta diajarkan cara memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Ana senang dan berulang kali mengucap hamdallah.

Aku mau kasih kejutan kepada Mas Gagah. Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Gagah. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapkan tasyakuran ulang tahun ketujuh belasku.
Kubayangkan ia akan terkejut gembira. Memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberi ceramah pada acara syukuran yang insya Allah akan mengundang teman-teman dan anak-anak yatim piatu dekat rumah kami.

“Mas ikhwan! Mas Gagah! Maasss! Assalaamualaikum! Kuketuk pintu Mas Gagah dengan riang.

“Mas Gagah belum pulang. “
kata Mama.

“Yaaaaa, kemana sih, Ma??” keluhku.

“Kan diundang ceramah di Bogor. Katanya langsung berangkat dari kampus…”

“Jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam Minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Mesjid. “

“Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah ingat ada janji sama Gita hari ini.” Hibur Mama menepis gelisahku.

Kugaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali sama Mas Gagah.

“Eh, jilbab Gita mencong-mencong tuh!” Mama tertawa.
Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Mama.

Sudah lepas Isya’ Mas Gagah belum pulang juga.

“Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh..” hibur Mama lagi.

Tetapi detik demi detik menit demi menit berlalu sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga.

“Nginap barangkali, Ma.” Duga Papa.

Mama menggeleng. “Kalau mau nginap Gagah selalu bilang, Pa.”

Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya.

“Kriiiinggg!” telpon berdering.

Papa mengangkat telpon,”Hallo. Ya betul. Apa? Gagah?”

“Ada apa, Pa.” Tanya Mama cemas.

“Gagah…kecelakaan…Rumah Sakit Islam…” suara Papa lemah.
“Mas Gagaaaaahhhh!!!” Air mataku tumpah. Tubuhku lemas.
Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Cempaka Putih. Aku dan Mama menangis berangkulan. Jilbab kami basah.

Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Kaki, tangan dan kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika sedang Mas Gagah kritis.
Dokter melarang kami masuk ke dalam ruangan.

” Tetapi saya Gita adiknya, Dok! Mas Gagah pasti mau melihat saya pakai jilbab ini.” Kataku emosi pada dokter dan suster di depanku.
Mama dengan lebih tenang merangkulku. “Sabar sayang, sabar.”
Di pojok ruangan Papa dengan serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas Gagah. Wajah mereka suram.

“Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, suster? Dokter? Ma?” tanyaku. “Papa, Mas Gagah bisa ceramah pada acara syukuran Gita kan?” Air mataku terus mengalir.
Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding-dinding putih rumah sakit. Dan dari kaca kamar, tubuh yang biasanya gagah dan enerjik itu bahkan tak bergerak.
“Mas Gagah, sembuh ya, Mas…Mas..Gagah, Gita udah menjadi adik Mas yang manis. Mas..Gagah…” bisikku.

Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Gagah…Gita, Mama, Papa butuh Mas Gagah…umat juga.”

Tak lama Dokter Joko yang menangani Mas Gagah menghampiri kami. “Ia sudah sadar dan memanggil nama Papa, Mama dan Gi..”
“Gita…” suaraku serak menahan tangis.

Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya sesuai permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan saya…lukanya terlalu parah.” Perkataan terakhir dokter Joko mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku!.

“Mas…ini Gita Mas..” sapaku berbisik.
Tubuh Mas Gagah bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu.
Kudekatkan wajahku kepadanya. “Gita sudah pakai jilbab, kataku lirih. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya.”
Tubuh Mas Gagah bergerak lagi.

“Dzikir…Mas.” Suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat tubuh Mas Gagah yang separuhnya memakai perban. Wajah itu begitu tenang.
“Gi..ta…”
Kudengar suara Mas Gagah! Ya Allah, pelan sekali.
“Gita di sini, Mas…”
Perlahan kelopak matanya terbuka.
“Aku tersenyum.”Gita…udah pakai…jilbab…” kutahan isakku.
Memandangku lembut Mas Gagah tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu seperti hamdallah.
“Jangan ngomong apa-apa dulu, Mas…” ujarku pelan ketika kulihat ia berusaha lagi untuk mengatakan sesuatu.

Mama dan Papa memberi isyarat untuk gantian. Ruang ICU memang tidak bisa dimasuki beramai-ramai. Dengan sedih aku keluar. Ya Allah…sesaat kulihat Mas Gagah tersenyum. Tulus sekali. Tak lama aku bisa menemui Mas Gagah lagi. Dokter mengatakan tampaknya Mas Gagah menginginkan kami semua berkumpul.

Kian lama kurasakan tubuh Mas gagah semakin pucat, tetapi sebentar-sebentar masih tampak bergerak. Tampaknya ia masih bisa mendengar apa yang kami katakan, meski hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan isyarat mata.

Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. “Sebut nama Allah banyak-banyak…Mas,” kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Gagah terus hidup, tetapi sebagai insan beriman sebagaimana yang juga diajarkan Mas Gagah, aku pasrah pada ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas Gagah.

“Laa…ilaaha…illa..llah…Muham…mad Ra..sul …Allah… suara Mas Gagah pelan, namun tak terlalu pelan untuk bisa kami dengar.

Mas Gagah telah kembali kepada Allah. Tenang sekali. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat-kuat. Mama dan Papa juga. Isak kami bersahutan walau kami rela dia pergi. Selamat jalan Mas Gagah.

Epilog:
Buat ukhti manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah,
Dan jadilah muslimah sejati
Agar Allah selalu besertamu.
Sun sayang,
Mas Ikhwan, eh Mas Gagah!

Kubaca berulang kali kartu ucapan Mas Gagah. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku. Gamis dan jilbab hijau muda, manis sekali. Akh, ternyata Mas Gagah telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris.
Kupandangi kamar Mas Gagah yang kini lengang. Aku rindu panggilan dik manis, aku rindu suara nasyid. Rindu diskusi-diskusi di kamar ini. Rindu suara merdu Mas Gagah melantunkan kalam Illahi yang selamanya tiada kan kudengar lagi. Hanya wajah para mujahid di dinding kamar yang menatapku. Puisi-puisi sufistik yang seolah bergema di ruangan ini.
Setitik air mataku jatuh lagi.

“Mas, Gita akhwat bukan sih?”
“Ya, insya Allah akhwat!”
“Yang bener?”
“Iya, dik manis!”
“Kalau ikhwan itu harus ada janggutnya, ya?!”
“Kok nanya gitu sih?”
“Lha, Mas Gagah kan ada janggutnya?”
“Ganteng kan?”
“Uuuuu! Eh, Mas, kita kudu jihad ya?” Jihad itu apa sih?”
“Ya always dong, jihad itu…”

Setetes, dua tetes air mataku kian menganak sungai. Kumatikan lampu. Kututup pintu kamarnya pelan-pelan. Selamat jalan Mas Ikhwan!Selamat jalan Mas Gagah!
——- o0o ——-


sumber: http://alisafam.wordpress.com/category/kumpulan-cerpen/

Kamis, 21 Januari 2010

percaya atau tidak



KATANYA GINI :
#1. Di ALBANIA, menggelengkan kepala bermaksud "ya" dan menggangguk bermaksud "tidak"

#2. Ketika bersin, semua organ dalam badan tidak berfungsi termasuk jantung

#3. Tempat paling sejuk di dunia bukanlah di Kutub Utara atau Kutub Selatan tetapi Verkovank, Siberia dengan suhu serndah 100 derajat dibawah panas beku pernah dicatatkan

#4. Anda perlu memanjat sebanyak 1792 anak tangga untuk tiba ke puncak Menara Eiffel

#5. Kamera paling awal dicipta memerlukan seseorang beraksi selama delapan jam di depan kamera itu sebelum gambar dapat direkam

#6. Manusia akan hidup Lima setengah menit lebih lama bagi setiap batang rokok yang tidak dihisap

#7. Otot terkuat yang ada di badan kita adalah Lidah

#8. Ada orang yang mengucapkan doa setiap kali ada yg bersin karena memang setiap kali kau bersin, jantungmu berhenti satu mili-detik

#9. Secara fisik, setiap babi Tidak dapat melihat ke langit

#10. Ucapkan sixth sick sheiks sixth sheeps sick beberapa kali. Nanti anda akan mahir berbahasa inggris!!

#11. 111,111,111 x 111,111,111 = 12,345,678,987,654,321

#12. Satu-satunya makanan yang tidak bisa busuk adalah madu (tentu aja madu asli, bukan madu hasil campuran bahan kimia)

#13. Semut selalu jatuh kekanan tiap kali disemprot cairan anti hama,
Semua beruang kutub KIDAL!!,
Babi tidak bisa berkeringat,
Mata burung unta lebih besar dari Otaknya.

#14. Jantung manusia dapat menyemprotkan darah sejauh 30 kaki

#15. Seekor hiu tidak pernah sakit, mereka tahan terhadap semua penyakit yang di kenal


#16. Leonardo Da Vinci menggambar Monalisa selama 10 tahun,
Leonardo Da Vinci bisa menulis sambil tangan yang lain menggambar di saat yg sama

#17. Di semua casino di Las vegas tidak terdapat jam dinding, jam meja.

#18. Tidak akan mungkin kita bersin sambil melek.. Coba aja!!

Tambahan dari kaskuser
Quote:
Originally Posted by kudanonggeng View Post
bolee nambahin gak gan...?
1. Coca cola dulu warnanya ijo

2.TYPEWRITER adalah kata terpnjg yg bisa diketik dalam baris tuts atas& STEWARDESSES adlh kata trpnjg yg bisa diketik dgn tgn kiri(silakan dicoba)

3.Thomas Alva Edison, sang penemu lampu ternyata takut dgn kegelapan

4.Secara umum manusia gak bisa ngejilat sikunya sendiri(coba aja sendiri)

5. Mohammed adalah nama yg plg bnyk digunakan di seluruh dunia

Quote:
Originally Posted by semuel View Post

1. Ginjal babi sangat mirip dengan milik manusia, sehingga pada jaman dulu untuk mencuci darah digunakan babi yg masih hidup
2. Wolverine dan Zorro asliny merupakan nama spesies hewan, Wolverine merupakan sejenis serigala, dan Zorro sejenis rubah

Quote:
Originally Posted by antibesi View Post
rhythm adalah kata dari bahasa inggris yang bisa di bentuk tanpa huruf hidup...
(kiriman dari tetangga....)

Sabtu, 09 Januari 2010

RAHASIA KHUSYU dalam SHOLAT

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat khusyu sholatnya. Namun dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyu dan selalu bertanya kepada orang yang dia anggap lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyu. Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim.
Al-Isam bertanya : ‘Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?”
Hatim berkata, “Apabila masuk waktu sholat aku berwudhu zahir dan bathin.”
Isam bertanya,”Bagaimana wudhu’zahir dan bathin itu?”
Hatim berkata,”Wudhu’ zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dangan air…
Sementara wudhu bathin ialah membasuh anggota dengan 7 perkara :
1. bertaubat
2. menyesali dosa yang dilakukan
3. tidak tergila-gila akan dunia
4. tidak mencari/mengharap pujian orang (riya’)
5. tinggalkan sifat berbangga
6. tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. meninggalkan sifat dengki
seterusnya Hatim berkata,”Kemudian aku pergi ke masjid, aku siapkan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Alloh ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Sirratul Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam sholat kufaham maknanya, kemudian aku ruku’ dan sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku membei salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun,”.
Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

…smoga bermanfaat

Cari Blog Ini