Sabtu, 15 Agustus 2009

NATAIJUL IBADAH

Oleh : Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah


I.Mukaddimah

Allah telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan jin yaitu untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzaariyat : 56)

Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan sosial, hablumminallah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan horizontal), melipuli fikiran, perasan dan pekerjaan

"Katakanlah Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam". (QS. Al-An'aam : 162)

Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat,yaitu ikhlash karena Allah dan mengikuti aturan syari'at. Allah berfirman :

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
(QS. Al Mulk : 2)

Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan ahsanu 'amala (yang terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah (yang paling ikhlash karena Allah) dan atba'uhum lisysyari'ah (yang paling komitme mengikuti aturan syari'ah). Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia taqwa.

II.Hakikat Ibadah

Ibnu At-Taimiyah berkata : "makna asal dari kata ibadah adalah tunduk, namun ibadah yang diperintahkan oleh syari'at adalah perpaduan antara ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh." Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata : "Ibadah adalah gabungan antara ketaatan yang penuh dan cinta yang sempurna." Sehingga orang yang taat kepada Allah tapi tidak cinta kepada-Nya maka ia belum dikatakan beribadah

Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-NYA", dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah : 24)

Begitu pula orang yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya maka ia juga belum dikatakan beribadah kepada Allah.

Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali 'Imran : 31)


III.Nataijul Ibadah (Dampak Positif dari Ibadah)

Ibadah yang benar akan menghasilkan dan melahirkan sikap dan prilaku yang positif dalam kehidupan sehari-hari yang akan menjadi bekal dan pegangan dalam mengemban amanah sebagai hamba Allah khususnya tugas da'wah. Di antara dampak positif dari ibadah adalah sebagai berikut :

1.Meningkatnya keimanan

Ulama Ahlussunnah wal jama'ah sepakat bahwa iman mengalami turun dan naik, kuat dan lemah, pasang dan surut, menguat dengan amal shalih/ketaatan dan menurun dengan maksiat.Allah swt. berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal (QS. Al Anfaal : 2)

Oleh karenanya ibadah yang kita lakukan harus berbasis keimanan dan keikhlasan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

" Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan karena iman dan ikhlas, maka diampuni dosa yang telah lalu". (HR.Bukhari)

2.Semakin kuat penyerahan diri kepada Allah

Ketika kaum muslimin menghadapi kekuatan sekutu pada perang ahzab, keyakinan mereka akan kemenangan yang dijanjikan Allah semakin mantap dan keimanan mereka semakin kuat

Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya, dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (QS. Al Ahzab : 22)

Ibadah yang dilandasi penyerahan diri dan ketaatan kepada Allah akan menghasilkan banyak hal positif, sebagaimana firman Allah :

(tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS. Al Baqoroh : 112)

3.Ihsan dalam beribadah, yaitu الشعور بمراقبة sebagaimana Rasulullah saw. jelaskan dalam hadits :

"Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya,jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah melihat kamu" (HR. Bukhari).

Ketika seorang muslim merasa diawasi Allah dalam beribadah ,maka dia berusaha maksimal melalukannya sesuai dengan petunjuk syari'at dan ikhlas karena-Nya, inilah yang dimaksud dengan ihsan di dalam surat Al-Mulk ayat 2 :

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"

Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan amal yang lebih baik adalah amal yang mengikuti syariat dan ikhlas karena Allah. Rasulullah membahaskan dengan kata itqon seperti dalam hadits berikut ini,

Dari A'isyah ra. bahwa Rasulullah saw. Bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai bila seseorang diantara kamu mengerjakan suatu pekerjaan dengan itqon (profesional). (HR.Thabrani)

Kemudian Rasulullah saw menjelaskannya dengan hadits yang lain,

Dari Syaddad bin Aus ra. Berkata : bersabda Rasulullah saw., "sesunggguhnya Allah mewajibkan ihsan dalam semua urusan. Jika kamu membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, asah pisaunya dan sembelihlah dengan cara yang menyenangkan binatang yang disembelih." (HR. Muslim)

4.Ikhbat (tunduk)

Ibadah yang sebenarnya manakala dilakukan karena kesadaaran dan dorongan hati, bukan formalitas dan rutinitas belaka. Tunduk dan patuh baru akan tumbuh apabila didasari pemahaman yang dalam dan keimaanan yang kuat sebagai mana firman-Nya :

"Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Iiulah yang hak dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus". (QS. Al Hajj : 54)

5.Tawakkal

Ibadah yang benar berdampak kehidupan seseorang ketika menghadapi tantangan hidup terutama tantangan da'wah. Para nabi ketika menghadapi penolakan da'wah kaum mereka, mereka menyerahkan semua itu kepada Allah, contohnya Nabi Hud as.

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus." (QS. Hud : 56)

Syu'aib berkata : "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (QS. Hud : 88)

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah : "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".(QS. At Taubah : 129)

6.Mahabbah (rasa cinta)

Seorang mu'min dengan beribadah dapat merasakan cinta kepada Allah dan Allah mencintainya

Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Bersabda Rasulullah saw. "Sesungguhnya Allah berfirman : "Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku, maka Aku telah mengumumkan perang padanya, dan tidaklah hamba-Ku melakukan pendekatan diri kepada-Ku dengan sesuatau yang paling Aku cintai selain melakukan apa yang telah Aku wajibkan padanya, dan hamba-Ku terus-menerus melakukan pendekatan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjaga pendengaran, penglihatan, tangan (perbuatan) dan kaki (langkah) nya. Jika ia meminta sesuatu kepada-Ku pasti Aku kabulkan permintaanya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku lindungi dia. Tidak ada sesuatu yang Aku gamang melalukannya selain mencabut nyawa seorang muslim sedangkan ia tidak menyukainya". (HR. Bukhari)

7.Roja (mengharap rahmat Allah)

Setiap Mu'min dalam beramal hanya mengharapkan rahmat Allah semata

8.Taubat

Kata-kata yang paling sering diungkapkan oleh yang beriman terutama yang aktif berda'wah di jalan Allah adalah memohom ampunan dari dosa dan kesalahan.

"Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
(QS. Ali 'Imran : 147)

9.Berdoa
Orang yang beriman ketika beribadah selalu meminta kepada Allah, tidak meminta kepada selain-Nya.

"Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan". (QS. As Sajdah : 15-16)

10.Khusyu'

Katakanlah : "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata : "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi." Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
(QS. Al Isra : 107-109)

Imam Hasan Al Banna di dalam usul isyrin berkata :

Iman yang sejati, ibadah yang sahih dan mujahadah dalam beribadah dapat memancarkan cahaya dan menghasilkan manisnya beribadah yang dicurahkan oleh Allah ke dalam hati hambaNya yang dikehendaki Allah.(Prinsip ke-3)


IV.Khatimah

Semua uraian di atas adalah kriteria taqwa, sebagaimana dijelaskan di dalam banyak ayat bahwa tujuan dari ibadah adalah untuk membentuk manusia bertaqwa.

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqarah : 21)

Ketaqwaan kepada Allah memberikan kemudahanan dalam segala urusan, keberhasilan, dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.

"dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". (QS.At Thalaq : 4)

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa". (QS. Thaha : 132)

Maroji

a. Haqiqatut-Tauhid, Dr. Yusuf Qaradhawi.
b. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah
c. Shohih Bukhori Muslim
d. Al Ibadah Fil Islam, Dr. Yusuf Qaradhawi
e. Al-Usul Al-Isrin, Hasan Al Banna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini